@ Indopos

Salah satu liputan dari harian Indopos


Octiani Laraswati, Instruktur Klub Ibu Merajut Asal Kota Depok



Populerkan Teknik Merajut dari Kafe hingga Mal

Lincah dan trendi gayanya. Tutur katanya singkat tapi padat dan tegas. Dia, Octiani Laraswati instruktur klub merajut yang banyak membuka kursus di kafe dan mal di Kota Depok. Seperti apa?

IMPIANNYA sederhana. Ingin membangun kesadaran seni merajut di kalangan remaja dan orangtua. Agar tradisi merajut yang pernah populer pada masa dulu tetap terjaga. Niat itu pun ditumpahkan dengan membagikan ilmu merajut kepada siapa saja.

”Ah, awalnya sekedar hobi kok. Terus ketemu dengan orang yang sama ide. Dan klub merajut berkembang,” tutur ibu rumah tangga ini. Dia mengaku klub ibu merajut yang digagasnya itu bermula dari berkumpulnya sejumlah penggemar pakaian rajutan. Aksi kumpul bareng itu pun diperdalam dengan berbagi ilmu dan pengalaman. Sehingga saling bertambah pengetahuan setiap anggota klub merajut tersebut.

Saat itu, sambung dia juga, klub ibu merajut ini lebih banyak dilakukan di kafe-kafe. Paling tidak tempat makan favorit yang ada di Kota Depok. Dengan syarat tempatnya bisa digunakan dalam waktu lama. ”Kan kalau kumpul begini bisa 3 jam lebih. Ya…untuk berbagi ilmu, curhat dan lainnya,” tuturnya saat ditemui di lokasi klub ibu merajut di Depok Town Square Mal belum lama ini. Hampir semua kafe dan tempat jajan di Kota Depok, tegas dia, pernah dia jajal membuka klub merajut. Meski harus berpindah-pindah. Kebiasaan itulah, sambung dia juga, membuat klub ibu merajut semakin banyak anggotanya. Mereka adalah para ibu rumah tangga. Ada pula kalangan remaja.

”Ya, terbukti kalau merajut itu digemari kok. Bukan hanya ibuibu, anak remaja juga,” cetusnya. Kini terang Octiani juga, jumlah anggota klub ibu merajut itu mencapai puluhan orang di beberapa kafĂ© dan mal. Jumlah anggota itu terus bertambah setiap bulannya. Meksipun saat pertemuan tidak semua bisa hadir. Ditambahkan ibu muda ini anggot klub ibu merajut kebanyakan di atas kategori pemula. Artinya semua anggota yang ada sudah bisa merajut secara baik. Hanya butuh tambahan teknik-teknik saja untuk variasi membuat rajutan.

”Biar tidak kehabisan ilmu, sering-sering liat internet. Disana ada hal baru yang bisa dipelajari tentang merajut,” tuturnya. Buah karya dari merajut ini, lanjut dia lagi, memang belum banyak dikomersilkan. Seluruh hasilnya lebih banyak digunakan untuk kebutuhan pribadi. Karena memang mayoritas anggotanya hanya para pehobi merajut.

”Ada sih yang buat untuk dijual. Tapi itu sebatas pesanan saja. Tidak dijual secara masal,” tambahnya. Dia mengakui karya rajutan itu bisa untuk berbagai kebutuhan. Tak sekadar untuk membuat baju atau pakaian saja. Beberapa aksesoris rumah tangga pun bisa dibuat dengan merajut. Sebagai contoh, anggota klub ibu merajut taplak meja, sarung botol, tas dan lainnya. Semua itu dibuat sesuai kebutuhan sehari- hari.

”Agar lebih terarah. Kita bikin tema saja. Misalkan bulan ini bikin tema merajut tas. Bulan depan bikin apa lagi. Begitu terus,” ungkapnya. Ditanya pilihan mengembangkan klub merajut di mal? Octiani mengaku lebih didasari oleh letihnya berpindah tempat. Mencari kafe-kafe untuk kumpul terasa lebih repot. Sehingga perlu tempat yang lebih permanen.

”Kebetulan mbak Dina Mariani, yang mantan artis itu punya tempat di mal. Jadi diajak dan rasanya cocok,” paparnya juga. Dia berharap dalam waktu dekat hasil karya merajut dari klub ibu merajut bisa dipamerkan. Dalam sebuat showroom yang lebih representatif. Sehingga karyakarya seni itu bisa dinikmati banyak orang. Sekaligus membuka pasar bagi masyarakat yang ingin membeli produk rajutan tersebut. Terkait harga sebuah karya rajutan, dia mengaku tak punya harga persis. Karena merajut itu lebih bernilai dari sisi kesulitan dan teknik saja. Tapi rata-rata harganya mulasi Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu. (*)

Komentar

abdurrachim mengatakan…
from aiem to oty, salute untuk Rajutan Mama dan sukses selalu, aku udah bikinkan link ke rajutanmama.com ini di blogroll aku http://MissJoaquim.com

Postingan populer dari blog ini

Membuat baju rajutan

kurikulum kursus merajut

Biaya Kursus Merajut